Powered By Blogger

About Me

My Photo
psikologismile
View my complete profile

Tips dan Trik Psikologi

Isi dengan MENU, BLOGROLL, LABEL atau daftar apa saja yang anda ingin jadikan sebuah Menu Scroll

My Skype

My status

Psikologi Smile Cheat

Powered by Blogger.

Followers

Blog Archive

Friday, June 22, 2012

Edward Lee Thorndike (1874-1949)


Menurut penulis teori dari Thorndike sangat simple, hanya dua huruf saja yaitu S dan R yang biasanya penulis sebut teori SR, dimana penulis memaknai teori dari beliau segala sesuatu perilaku ditandai dengan adanya Stimulus dan Respon atau dengan bahasa lainnya tidak ada tindakan jika tidak ada yang memicu terjadinya tindakan tersebut.
Oleh Karen itu penulis menilai teori yang di sampaikan oleh Thorndike sangat sederhana agan-agan cukup memahami setiap tindakan dikarenakan adanya stimulus, seperti contoh jika kita hendak makan pasti ada stimulusnya yaitu kita lapar dan bagaimana cara kita agar tidak lapar maka kita berespon untuk mencari makan ringan sampai yang berat untuk mengisi perut kita yang keroncongan, ok… untuk lebih jelasnya mari kita lihat teori dan biografi dari Thorndike itu sendiri.
Nama lengkapnya beserta embel-embelnya Professor Edward Lee Thorndike, Lahir di Williamsburg, MA pada tanggal 31 Agustu 1874, dan menikah 29 Agustus 1900, dengan Elizabeth Moulton,dan beliau dikarunia lima anak, sedangkan beliau adalah anak kedua dari Edward Thorndike Roberts dan Abbie Ladd Thorndike. Beliau menerima Medali Emas untuk Butler Universitas Columbia pada tahun 1925. Dia dikenal sebagai Bapak psikologi pendidikan modern. Disertasi doktornya pada kecerdasan hewan telah dianggap oleh banyak psikolog sebagai tanda awal studi ilmiah tentang perilaku hewan. Dia juga melakukan studi ilmiah besar pertama para pelajar dewasa dan proses belajar yang digunakan oleh orang dewasa pada tahun 1928. Karya ini membuktikan bahwa kemampuan orang dewasa untuk belajar sangat sedikit menurun seiring dengan bertambahnya usia.
Ini menyoroti minat pada bagian dari ilmuwan sosial dalam proses pembelajaran orang dewasa. Sebagai hasil dari ini, metode baru pengajaran untuk orang dewasa mulai dikembangkan, seperti diskusi kelompok, penggunaan gambar gerak dan audio-visual, demonstrasi, kunjungan lapangan, teknik dramatis, dan studi kasus. Pelajar dewasa juga mulai memainkan peran aktif dalam proses pembelajaran.
Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknyasosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R).
·         Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk bereaksi atau berbuat.
·         Respon adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang.
Eksperimen kucing lapar yang dimasukkan dalam sangkar (puzzle box) diketahui bahwa supaya tercapai hubungan antara stimulus dan respons, perlu adanya kemampuan untuk memilih respons yang tepat serta melalui usaha-usaha atau percobaan-percobaan (trials) dan kegagalan-kegagalan (error) terlebih dahulu. Bentuk paling dasar dari belajar adalah “trial and error learning atau selecting and connecting lerning” dan berlangsung menurut hukum-hukum tertentu. Oleh karena itu teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike ini sering disebut dengan teori belajar koneksionisme atau teori asosiasi.
 Teori utama Thorndike :
a.       Fenomena belajar :
·         Trial and error learning
·         Transfer of learning
b.      Hukum-hukum belajar :
·    Law of Readiness : adanya kematangan fisiologis untuk proses belajar tertentu, misalnya kesiapan belajar membaca. Isi teori ini sangat berorientasi pada fisiologis Law of Exercise : jumlah exercise (yang dapat berupa penggunaan atau praktek) dapat memperkuat ikatan S-R. Contoh : mengulang, menghafal, dan lain sebagainya. Belakangan teori ini dilengkapi dengan adanya unsur effect belajar sehingga hanya pengulangan semata tidak lagi berpengaruh.
·      Law of Effect : menguat atau melemahnya sebuah connection dapat dipengaruhi oleh konsekuensi dari connection tersebut. Konsekuensi positif akan menguatkan connection, sementara konsekuensi negatif akan melemahkannya. Belakangan teori ini disempurnakan dengan menambahkan bahwa konsekuensi negatif tidak selalu melemahkan connections. Pemikiran Thorndike tentang. Konsekuensi ini menjadi sumbangan penting bagi aliran behaviorisme karena ia memperkenalkan konsep reinforcement. Kelak konsep ini menjadi dasar teori para tokoh behaviorisme seperti Watson, Skinner, dan lain-lain.
Semoga informasi dari penulis dapat dimengerti agan-agan, untuk pengenalan tokoh psikologi berikutnya Insya Allah penulis akan share untuk agan-agan ditulisan berikutnya

0 komentar:

Forum Psikologi Smile

Popular Posts

CARI ARTIKEL DI BLOG INI

Translate My Blog

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF

Total Pengunjung

Asal Pengunjung

free counters

KOMPAS.com - Megapolitan