Berpikir itu sederhana dan hanya butuh waktu sekejab. Namun ia memiliki proses yang kuat dari tujuh sumber yang berada. tujuh sumber itu memberikan kekuatan luar biasa pada proses berpikir dan menjadi referensi bagi akal yang digunakan setiap orang, entah disadari atau tidak. Adapun ketujuh sumber itu adalah:

1. Orang tua, guru pertama adalah orang tua, kita dapat belajar banyak dari perilaku orang tua, norma, keyakinan, dan lain sebagainya.
2. Keluarga merupakan lingkungan kedua setelah orang tua dimana kita dapat belajar banyak sehingga informasi tersebut dapat digabungkan dengan informasi yang ada. 
3. Masyarakat merupakan tempat kita berinteraksi, akal terus mengikuti informasi yang didapat dari luar dan disatukan dengan informasi yang telah tersimpan dialam bawah sadar. Dengan begitu, proses pembentukan pikiran semakin kuat. 
4. Sekolah, yang dimaksud dengan lingkungan sekolah adalah ucapan, perilaku, dan sikap para guru atau pengelola sekolah. Karena sekolah memiliki pengaruh yang cukup besar dalan proses pembelajaran maka kita akan dengan mudah meniru apa yang ada di sekolah, baik positif maupun negatif. Proses inilah yang memperkaya proses pembentukan pola pikir yang sudah ada sehingga menjadi semakin kuat di alam bawah sadar. 
5. Teman adalah sumber yang paling penting setelah orang tua. Berteman merupakan aktualisasi diri pertama dalam kehidupan karena kita sendiri yang menentukan pilihan, tanpa pengaruh orang tua. Selain itu teman adalah bukti kebebasan dan bukti penerimaan masyarakat. Sangat mungkin kita banyak belajar perilaku negatif dari teman, seperti merokok, mengkonsumsi narkoba, alkohol, dan bolos sekolah. Semua itu ikut mempengaruhi proses pembentukan pikiran kita. Data yang tersimpan di ruang memori kita pun kian banyak. 
6. Media Massa, sebagian besar remaja menonton televisi cukup lama hingga lima puluh jam dalam seminggu. Mereka akan terpengaruh oleh apa yang ditonton, positif maupun negatif. Pengaruh ini ikut memperkaya proses pembentukan pikiran setiap orang sehingga menjadi semakin kuat dan mendalam dibandingkan sebelumnya. 
7. Diri Sendiri, sekian banyak sumber eksternal yang turut memperkuat terbentuknya pikiran. Pikiran tersebut membentuk keyakinan dan prinsip yang kuat. Selanjutnya kita bisa menambahkan sikap baru yang positif maupun negatif. Akal menggabungkan sikap baru itu dengan data sebelumnya sehingga proses pembentukan pikiran semakin kuat dan mendalam. Dengan demikian kita mampu beradaptasi dalam menghadapi dunia luar. Kemampuan inilah yang menentukan kita sukses atau gagal dan bahagia atau gagal. (Sumber: Ibrahim Elfiky, 2008)